Setelah bertahun-tahun menjalani hidup "sehat" bersama suatu aktifitas yang ber-title "kerokan", ternyata fakta yang ada malah sangat bertentangan. Aneh bin ajaibnya, ternyata masuk angin itu tidak ada...lho..lho,,koq bisa??
Nah, berikut kutipan dari sumber terpercaya mengenai masuk angin dan hubungannya dengan kerokan.
Pengendara motor yang tidak menggunakan jaket, penjaga siskamling atau orang yang kehujanan sering merasa dirinya masuk angin dengan gejala perut kembung, badan pegal. Sebenarnya adakah penyakit masuk angin itu?
"Tidak ada istilah masuk angin dalam ilmu kedokteran," kata dr Kartono Mohamad, mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat dihubungi detikHealth, Jumat (12/3/2010).
Dunia kedokteran tak pernah mengenal istilah 'masuk angin'. Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti perut kembung, nyeri otot, pusing, sakit tenggorokan, bersin-bersin, sampai batuk dan pilek merupakan gejala-gejala dari penyakit lain. Penyakit yang diderita bisa bermacam-macam tergantung gejalanya.
Perut kembung secara kedokteran didiagnosa sebagai gejala maag atau adanya ganggguan lambung dan gangguan pencernaan lainnya.
Sedangkan pusing, sakit tenggorokan, bersin, batuk dan pilek bisa merupakan gejala flu. Badan pegal atau nyeri otot bisa disebabkan karena orang tersebut terlalu capek dan kurang istirahat.
"Jadi tak ada yang namanya masuk angin. Masuk angin hanyalah kosakata yang diciptakan oleh masyarakat kita," tegas dr Yuni Astuti, dokter yang praktik di Puskesmas Kramat Jati saat dihubungi detikHealth, Jumat (12/3/2010).
Kebanyakan orang mendiagnosa sendiri bahwa dirinya masuk angin. Ketika masuk angin mereka memilih pengobatan dengan cara 'kerokan'. Selain lebih mudah, kerokan dianggap lebih manjur daripada harus mengonsumsi obat-obatan.
dr Kartono menjelaskan bahwa sebenarnya kerokan hanyalah mengalihkan rasa sakit yang diderita pasien, tetapi tidak bisa mengobati penyakit itu. Kerokan dapat menyebabkan aliran darah ke kulit lebih lancar, sehingga badan akan merasa lebih segar.
"Kerokan prinsipnya sama dengan bekam," kata dr Yuni. Kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang banyak mengandung CO2 akibat polusi. Sehingga dengan teknik kerokan, dapat mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah dan orang akan merasa lebih enakan.
Kerokan biasanya dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Orang yang sudah terbiasa dikerok merasa belum baikan jika belum menjalani ritual itu. Tapi menurut dr Yuni, terlalu sering melakukan kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang masih berfungsi dengan baik, dan hal ini bisa membahayakan kesehatan.
dr Yuni menyarankan, sebaiknya orang yang mendiagnosa dirinya masuk angin berkonsultasi dengan dokter, agar tidak terjadi kesalahan diagnosa dan akhirnya malah memperparah penyakit yang dideritanya.
//kerokan emg udah jadi doktrin sekaligus sugesti sebagian besar masyarakat kita,,siapa sih yang ga tau istilah dikerokin? ;) //
source : detikhealt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar