Jumat, 20 Mei 2011

Tentang Kebencian dan Racun

Seorang gadis baru menikah dengan pria idamannya dan tinggal di Wisma Mertua Indah.
Dalam waktu singkat, ia mengetahui bahwa ia sangat tidak cocok tinggal dengan ibu mertuanya, dikarenakan karakter mereka sangat jauh berbeda. dan ia sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_TKslpnsRu7Lk-mrND15UlUZ0EWL_qbYlfKX71zCqyq9VnfUWbueEX1bCnU6qsrOq9NmfPgnoQgDvqaKqNELH5IebxjQhQ4X5cOmvUZolTMPhyp_bZyofX5rax7He4hsh3svI0fISOBPT/s1600/Lima+jurus+rahasia+mengeluarkan+racun+yang+mutlak+ampuh.jpg

Hari berganti hari begiti pula bulan berganti bulan, ia dan ibu mertuanya tidak pernah berhenti berdebat dan bertengkar, dan yang membuat ia semakin kesal adalah adat istiadat di daerah itu yang mengharuskan ia untuk selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan mentaati peraturannya.

Semua kemarahan dan ketidak bahagiaan di dalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang sangat mendalam pada hati suaminya yang berjiwa sederhana.

Akhirnya ia tidak tahan lagi dengan sifat buruk dan kelakuan ibu mertuanya, dan ia benar-benar telah bertekat untuk melakukan sesuatu.
Ia lalu pergi menjumpai seseorang teman ayahnya dan mempunyai Toko Obat Cina.

Ia menceritakan situasinya dan meminta untuk dibuatkan ramuan racun yang sangat kuat untuk diberikan kepada ibu mertuanya.
Teman ayahnya tersebut berpikir keras sejenak lalu berkata "Saya mau membantu kamu menyelesaikan masalah mu, tetapi kamu harus mendengarkan dan mentaati apa yang saya sarankan?".
Lalu ia berkata " baiklah saya akan mengikuti apa saja yang bapak katakan. Apa yang harus saya perbuat?"
Lalu teman ayahnya tersebut masuk kedalam dan tak lama kemudian kembali dengan membawa segenggam bungkusan.
Kemudian berkata "Kamu tidak bisa memakai racun yang keras dan mematikan seketika untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena hal itu akan membuat semua orang akan menjadi curiga, oleh karena itu saya akan memberimu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang perlahan-lahan akan menjadi racun dalam tubuhnya".
teman ayahnya melanjutkan " Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini kedalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, ka mu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya taati semua kehendaknya dan perlakukan dia layaknya seorang ratu".

Ia sangat senang. kemudian berterima kasih kepada teman ayahnya tersebut dan buru-buru pulang kerumah untuk memulai rencana membunuh ibu mertuanya.

Hari demi hari, minggu demi minggu pun telah berlalu.
setiap hari ia melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak yang sudah "dibumbuinya".
Ia mengingat semua petunjuk dari teman ayahnya tentang hal mencegah kecurigaan. Maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya dan mentaati perintah ibu mertuanya serta memperlakukan layaknya ibunya sendiri.

Setelah enam bulan lewat, suasana di dalam rumah itu berubah secara drastis.
Ia sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya tidak pernah marah lagi atau kesal,
Ia tidak pernah berdebat lagi dengan ibu mertuanya selama enam bulan terakhir, karena ia mendapatkan ibu mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya.

Sikap ibu mertua terhadapnya telah berubah dan mulai mencintainya seperti putrinya sendiri.
Ibu mertuanya terus menceritakan kepada kawan-kawan dan sanak familinya bahwa dia adalah menantu yang paling baik yang ia peroleh.
Ia dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain layaknya seorang ibui dan anak yang sesungguhnya. Suaminya pun sangat bahagia me nyaksikan semua ini terjadi.

Suatu hari ia pergi ke Toko Ramuan untuk menemui teman ayahnya dan meminta bantuannya sekali lagi.
Ia berkata " Pak, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya tidak sampai membunuhnya!!.. Ia telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya sangat mencintainya seperti kepada ibu saya sendiri. Saya tidak mau dia mati karena racun yang saya berikan kepadanya"
Teman ayahnya tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya "Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau"
Ia melanjutkan "Satu-satunya racun yang ada adalah yang terdapat didalam pikiranmu sendiri, dan di dalam sikapmu terhadapnya, tetapi semua itu telah tersapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya."

SADARKAH ANDA BAHWA SEBAGAIMANA ANDA MEMPERLAKUKAN ORANG LAIN MAKA DEMIKIANLAH PERSIS MEREKA MEMPERLAKUKAN ANDA?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar