Jujur, bagi saya film Shaolin ini sangat apik untuk di tonton dan tidak bosan-bosannya saya sampai menonton film ini sampai 5 kali.
Awalnya saya menonton di Grand City Mall – Surabaya bersama dengan keluarga. Waktu nonton film ini untuk yang pertama kalinya, saya tidak begitu fokus. Karena saya sedang asik BBM-an. Nonton kali kedua, di Lenmarc Mall bareng sodara sepupu. Kali ini saya benar-benar fokus menonton. Entah kenapa, saya merasa ada yang ganjil dengan film ini. Akhirnya saya memutuskan untuk menonton lagi untuk yang ketiga kalinya bareng sohib di Supermall.
Aha… ternyata saya menemukan keganjilan-keganjilan tersebut. Dan saya benar-benar mantap dengan dugaan saya setelah menonton untuk yang ke-empat (di Lenmarc Mall – Premier) dan ke-lima (di Tunjungan Plaza) kalinya.
Berikut keganjilan-keganjilan yang saya rasakan (boleh dibuktikan sendiri Gan, kebenarannya):
1 hari setelah kejadian pemberontakan Cao Man atas Jenderal Hou Jie, seluruh pasukan Hou Jie yang tidak mau mengikut Cao Man dihukum mati (ditembak). Perhatikan ada berapa baris jumlah pasukan Hou Jie yang di tawan. Ada 2 baris.
Pada menit ke 52:06 ada suara tembakan 1x. Lihat dengan seksama, pasukan Hou Jie yang ada di baris depan langsung jatuh mati. Pada menit ke 52:13 ada suara tembakan lagi. Dan lagi-lagi barisan paling depan yang jatuh mati. Sedangkan pasukan yang ada di barisan kedua masih segar bugar.
Perhatikan pada menit-menit berikutnya, diperlihatkan pasukan yang ada di barisan kedua pun sudah mati (padahal tidak terdengar suara tembakan). Lha terus, pasukannya mati gara-gara apa? Diracun? Keong Racun kaleee…..
Pada saat Hou Jie dibawa Cao Man ke kediamannya (bekas rumah Hou Jie), terlihat beberapa pasukan Cao Man yang menjaga (masing-masing pasukan terlihat membawa senjata).
Pada menit ke 1:24:15 Cao Man menyuruh pasukannya untuk membawa Yan Xi (istri Hou Jie) masuk.
Pada menit ke 1:29:08 Yan Xi masuk di kawal dengan beberapa pasukan bersenjata Cao Man.
Pada menit ke 1:29:27 Cao Man mendengar kabar bahwa para biksu Shaolin membuat keributan di luar. Cao Man berkata kepada para pasukannya untuk menghabisi Hou Jie dan Yan Xi. Namun apa yang terjadi? Semua pasukan Cao Man ikut keluar, dan kembali ke dalam ruangan itu pada menit ke 1:29:43 sambil memegang senjata.
Lha???? Lho???? Lhe???? Bukankah para pasukan Cao Man sejak awal sudah membawa senjata? Jadi untuk apa mereka keluar? Jangan bilang deh kalo senjata yang mereka bawa itu kosong, dan mereka harus keluar untuk mengambil peluru… Pliz deh Gan… >,<
Pemeran Kakak Pertama (si bijak-versi penulis) dalam film Shaolin ini bernama Wu Jing, sedangkan pemeran Kakak Kedua. (si lugu-versi penulis juga) bernama Xing Yu, dan pemeran Kakak Ketiga (si tampan-lagi-lagi versi penulis) bernama Yu Shaoqun.
Pada saat Cao Man hendak menyerbu Shaolin, baik Hou Jie, Kakak Kedua dan Kakak Ketiga, masing-masing sudah mendapat tugas. Hou Jie menjaga kuil bagian dalam. Kakak Kedua menjaga kuil bagian depan. Dan Kakak Ketiga menemani Biksu Kepala mengantar penduduk menuju pintu rahasia. Waktu itu Kakak Ketiga berusaha untuk menyelamatkan si gadis kecil.
Begitu Kakak Ketiga sampai ke atas tangga, terdengar suara tembakan. Nah, perhatikan biksu muda yang ada di sebelah kanan Kakak Ketiga. Lengan kiri biksu tersebut juga terkena tembakan. Dan saya yakin, SEHARUSNYA biksu tersebut juga pura-pura mati. Tapi Biksu ini malah sibuk menangisi kematian Kakak Ketiga.
Haiz… Haiz… Haiz… Le… Le… Lali ta Le karo tugasmu? Mengko dipotong lho gaji mu karo Produser Benny…
Pada saat Kakak Ketiga meninggal, Biksu Kepala memutuskan untuk menjaga pintu tersebut seorang diri. Maksud dari Biksu Kepala ini adalah, Beliau ingin membuntu pintu tersebut dengan cara menutupnya dengan tumpukan mayat prajurit (ehm.. good idea).
Perhatikan pada menit ke 1:51:25, dibelakang Biksu Kepala ada berapa banyak mayat pasukan Cao Man yang meninggal? Apakah ada separuh pintu tingginya? Perhatikan pula pada menit ke 1:51:37 (di DVD tidak diperlihatkan—alias di potong), nampak dari kamera atas, gambar pintu yang ada dibelakang Biksu Kepala telah penuh dengan tumpukan mayat pasukan Cao Man.
Padahal pada saat Biksu tersebut tertembak, jumlah tumpukan mayat tidak sebanyak itu.
Apa karena kacamata saya yang kurang tebal, atau emang bener Gan mayat nya bertambah dengan sendirinya?
Awalnya saya menonton di Grand City Mall – Surabaya bersama dengan keluarga. Waktu nonton film ini untuk yang pertama kalinya, saya tidak begitu fokus. Karena saya sedang asik BBM-an. Nonton kali kedua, di Lenmarc Mall bareng sodara sepupu. Kali ini saya benar-benar fokus menonton. Entah kenapa, saya merasa ada yang ganjil dengan film ini. Akhirnya saya memutuskan untuk menonton lagi untuk yang ketiga kalinya bareng sohib di Supermall.
Aha… ternyata saya menemukan keganjilan-keganjilan tersebut. Dan saya benar-benar mantap dengan dugaan saya setelah menonton untuk yang ke-empat (di Lenmarc Mall – Premier) dan ke-lima (di Tunjungan Plaza) kalinya.
Berikut keganjilan-keganjilan yang saya rasakan (boleh dibuktikan sendiri Gan, kebenarannya):
1. PENEMBAKAN ATAS PASUKAN HOU JIE
(Perhatikan menit ke 51:51 sampai menit ke 53:32)1 hari setelah kejadian pemberontakan Cao Man atas Jenderal Hou Jie, seluruh pasukan Hou Jie yang tidak mau mengikut Cao Man dihukum mati (ditembak). Perhatikan ada berapa baris jumlah pasukan Hou Jie yang di tawan. Ada 2 baris.
Pada menit ke 52:06 ada suara tembakan 1x. Lihat dengan seksama, pasukan Hou Jie yang ada di baris depan langsung jatuh mati. Pada menit ke 52:13 ada suara tembakan lagi. Dan lagi-lagi barisan paling depan yang jatuh mati. Sedangkan pasukan yang ada di barisan kedua masih segar bugar.
Perhatikan pada menit-menit berikutnya, diperlihatkan pasukan yang ada di barisan kedua pun sudah mati (padahal tidak terdengar suara tembakan). Lha terus, pasukannya mati gara-gara apa? Diracun? Keong Racun kaleee…..
2. HOU JIE & YAN XI DI KEDIAMAN CAO MAN
(Perhatikan menit ke 1:22:51 sampai menit ke 1:29:43)Pada saat Hou Jie dibawa Cao Man ke kediamannya (bekas rumah Hou Jie), terlihat beberapa pasukan Cao Man yang menjaga (masing-masing pasukan terlihat membawa senjata).
Pada menit ke 1:24:15 Cao Man menyuruh pasukannya untuk membawa Yan Xi (istri Hou Jie) masuk.
Pada menit ke 1:29:08 Yan Xi masuk di kawal dengan beberapa pasukan bersenjata Cao Man.
Pada menit ke 1:29:27 Cao Man mendengar kabar bahwa para biksu Shaolin membuat keributan di luar. Cao Man berkata kepada para pasukannya untuk menghabisi Hou Jie dan Yan Xi. Namun apa yang terjadi? Semua pasukan Cao Man ikut keluar, dan kembali ke dalam ruangan itu pada menit ke 1:29:43 sambil memegang senjata.
Lha???? Lho???? Lhe???? Bukankah para pasukan Cao Man sejak awal sudah membawa senjata? Jadi untuk apa mereka keluar? Jangan bilang deh kalo senjata yang mereka bawa itu kosong, dan mereka harus keluar untuk mengambil peluru… Pliz deh Gan… >,<
3. KEMATIAN KAKAK KE-3
(Perhatikan menit ke 1:49:44 sampai menit ke 1:50:14)Pemeran Kakak Pertama (si bijak-versi penulis) dalam film Shaolin ini bernama Wu Jing, sedangkan pemeran Kakak Kedua. (si lugu-versi penulis juga) bernama Xing Yu, dan pemeran Kakak Ketiga (si tampan-lagi-lagi versi penulis) bernama Yu Shaoqun.
Pada saat Cao Man hendak menyerbu Shaolin, baik Hou Jie, Kakak Kedua dan Kakak Ketiga, masing-masing sudah mendapat tugas. Hou Jie menjaga kuil bagian dalam. Kakak Kedua menjaga kuil bagian depan. Dan Kakak Ketiga menemani Biksu Kepala mengantar penduduk menuju pintu rahasia. Waktu itu Kakak Ketiga berusaha untuk menyelamatkan si gadis kecil.
Begitu Kakak Ketiga sampai ke atas tangga, terdengar suara tembakan. Nah, perhatikan biksu muda yang ada di sebelah kanan Kakak Ketiga. Lengan kiri biksu tersebut juga terkena tembakan. Dan saya yakin, SEHARUSNYA biksu tersebut juga pura-pura mati. Tapi Biksu ini malah sibuk menangisi kematian Kakak Ketiga.
Haiz… Haiz… Haiz… Le… Le… Lali ta Le karo tugasmu? Mengko dipotong lho gaji mu karo Produser Benny…
4. KEMATIAN BIKSU KEPALA
(Perhatikan menit ke 1:51:06 sampai menit ke 1:51:37)Pada saat Kakak Ketiga meninggal, Biksu Kepala memutuskan untuk menjaga pintu tersebut seorang diri. Maksud dari Biksu Kepala ini adalah, Beliau ingin membuntu pintu tersebut dengan cara menutupnya dengan tumpukan mayat prajurit (ehm.. good idea).
Perhatikan pada menit ke 1:51:25, dibelakang Biksu Kepala ada berapa banyak mayat pasukan Cao Man yang meninggal? Apakah ada separuh pintu tingginya? Perhatikan pula pada menit ke 1:51:37 (di DVD tidak diperlihatkan—alias di potong), nampak dari kamera atas, gambar pintu yang ada dibelakang Biksu Kepala telah penuh dengan tumpukan mayat pasukan Cao Man.
Padahal pada saat Biksu tersebut tertembak, jumlah tumpukan mayat tidak sebanyak itu.
Apa karena kacamata saya yang kurang tebal, atau emang bener Gan mayat nya bertambah dengan sendirinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar